Kamis, 01 Maret 2018

Konsep Dasar Pembelajaran Tematik


Konsep Dasar Pembelajaran Tematik

A.    Pembelajaran Tematik

1.      Konsep Dasar
Undang-undang mengenai pendidikan terdapat dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas  pasal 1 ayat 20 pembelajaran merupakan sebuah proses interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar. Sedangkan  dalam Damyanti dan Mudjiono pembelajaran merupakan aktivitas guru secara terprogram melalui desain instruksional agar siswa dapat belajar secara aktif dan lebih menekankan pada sumber belajar yang disediakan. Jadi pembelajaran merupakan sebuah proses belajar mengajar antara guru dan siswa dalam suatu lingkungan secara terprogram dan sistematis sehingga dapat belajar secara aktif serta dapat menekankan sumber belajar.
Dalam peningkatan mutu pembelajaran di sekolah, selalu terjadinya suatu perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan di sekolah yang dilakukan mengenai perubahan kurikulum sekolah oleh pemerintah. Kurikulum selalu berubah karena menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan. Disini penulis akan menuliskan mengenai “konsep dasar pembelajaran Tematik”.
Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik dalam Majid (2014:80). Diperjelas lagi oleh T. Raka Joni dalam jurnal Kadir & Asrohah (2015:6) bahwa pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan autentik.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik atau terpadu merupakan suatu pembelajaran yang bertema dipadukan dari beberapa mata peajaran untuk menemukan suatu pengalaman dari mencari, menggali suatu konsep yang diberikan.
2.      Pengertian
Konsep pembelajaran tematik merupakan suatu pengembangan dari pemikiran dua orang tokoh pendidikan yakni Jacob tahun 1989 dengan konsep pembelajaran interdisipliner  dan Fogarty pada tahun 1991 dengan konsep pembelajaran terpadu dalam Majid (2015: 85). Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang mengaitkan beberapa aspek dalam intramata pelajaran maupun antar-mata pelajaran yang dilaksanakan secara sengaja. Dengan adanya keterpaduan siswa akan memperoleh suatu pengetahuan dan keterampilan secara penuh sehingga siswa menemukan pembelajaran yang jadi bermakna.  Dalam buku Majid (2015:85) bermakna artinya bahwa pada pembelajaran tematik peserta didik akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar-konsep dalam intra maupun antar-mata pelajaran.
Kata tema berasal dari kata Yunani tithenai yang berarti “menempatkan” atau “meletakkan” dan kemudian kata itu mengalami perkembangan sehingga kata tithenai berubah menjadi tema. Menurut arti katanya, tema berarti “sesuatu yang telah diuraikan” atau “sesuatu yang telah ditempatkan” Gorys Keraf dalam Majid (2015:86). Dalam pembelajaran, tema diberikan dengan maksud menyatukan mata pelajaran dalam satu kesatuan yang utuh dengan melihat isi kurikulum. Pengertian pembelajaran tematik dalam Majid (2015: 86) dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.      Pembelajaran yang berangkat dari suatu tema tertentu sebagai pusat yang digunakan untuk memahami gejala-gejala, dan konsep-konsep, baik yang berasal dari bidang studi yang bersangkutan maupun dari bidang studi lainnya.
2.      Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi yang mencerminkan dunia rill di sekeliling dan dalam rentang kemampuan dan perkembangan anak.
3.      Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan secara simultan.
4.      Menggabungkan suatu konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda dengan harapan anak akan belajar lebih baik dan bermakna.
3.      Karakteristik Pembelajaran Tematik
Adapun karakteristik dari pembelajaran tematik ini menurut TIM Pengembang PGSD (Majid, 2015: 90-91) adalah sebagai berikut:
a.       Holistik, suatu gejala atau peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran tematik diamati dan dikaji dari beberapa idang studi sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.
b.      Bermakna, pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar-skemata yang dimiliki oleh siswa, yang pada gilirannya nanti akan memberikan dampak kebermaknaan dari materi yang dipelajari.
c.       Otentik, pembelajaran tematik memungkinkan siswa memahami secara langsung konsep dan prinsip yang ingn dipelajari.
d.      Aktif,  pembelajaran tematik dikembangkan dengan berdasar pada pendekatan inquiry discovery di mana siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, mulai perencanaan, pelaksanaan, hingga proses evaluasi.